Adaro
Mining
Adaro
Services
Adaro
logistics
Adaro
Power
Adaro
Water
Adaro
Land
Adaro
Capital

Adaro Energy Pillar

Pilar Adaro Energy, dengan operasi di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Australia, meliputi perusahaan-perusahaan anak di segmen pertambangan, jasa pertambangan, logistik, ketenagalistrikan, air, pertanahan dan modal. Pilar ini mencerminkan rantai pasokan tambang sampai pembangkit listrik, dengan tambang batu bara sebagai titik awal operasi terintegrasi vertikal Adaro, sampai pembangkit listrik sebagai titik akhir yang memproduksi energi, serta bisnis-bisnis pendukung lainnya di antara kedua titik tersebut yang membentuk satu rantai pasok yang lengkap.

Setiap perusahaan anak di rantai pasokan dari tambang sampai pembangkit listrik memiliki pasar captive dari operasi Grup Adaro yang besar. Walaupun memprioritaskan perusahaan Adaro, para perusahaan anak bertindak sebagai pusat laba independen dan dapat mengalokasikan kelebihan kapasitas untuk melayani pihak ketiga.

Adaro Mining

Perusahaan anak PT Adaro Energy Indonesia Tbk (AEI) di bidang pertambangan yang utama adalah PT Adaro PT (AI), yang meliputi 78% produksi batu bara AEI, Balangan Coal Companies (Balangan), PT Mustika Indah Permai (MIP), dan PT Adaro Minerals PT Tbk (AMI). AI, Balangan dan MIP memproduksi batu bara termal berkalori menengah dengan kadar polutan rendah, yang banyak dipakai PLTU. AMI memproduksi produk batu bara kokas keras yang digunakan sebagai bahan baku produksi baja. Pada tahun 2022, segmen pertambangan dan perdagangan batu bara menyumbangkan 98% total pendapatan AEI dan mencapai kinerja yang baik berkat harga batu bara yang tinggi dan peningkatan volume.

PT ADARO PT (AI)

AI merupakan operasi pertambangan Adaro yang terbesar, yang memproduksi Envirocoal, produk kebanggaannya yang merupakan batu bara termal sub-bituminus dengan nilai kalor sedang dan kadar polutan yang amat rendah. Rentang nilai kalor Envirocoal adalah dari 4.000 kkal/kg sampai 5.000 kkal/kg dan merupakan salah satu batu bara paling bersih di pasar batu bara termal seaborne. AI memiliki cadangan sebesar 731 juta ton dan sumber daya sebesar 3,3 miliar ton.

Pada tahun 2022, AI beroperasi dari tiga tambang: Tutupan, Paringin dan Wara. Per 13 September 2022, AI beroperasi di bawah Izin Usaha Pertambangan Khusus sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian (“IUPK-KOP”) dengan masa berlaku sampai 1 Oktober 2032, yang dapat diperpanjang sesuai ketentuan yang berlaku. Sebelumnya, AI beroperasi di bawah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dengan Pemerintah RI. IUPK-KOP meningkatkan royalti secara progresif berdasarkan harga jual batu bara, dengan tarif berkisar 14% sampai 28%, dari 13,5% sebelumnya. Namun, tarif pajak badan juga turun dari 45% menjadi 22%. IUPK-KOP AI juga mengakibatkan perubahan lainnya, seperti kontribusi laba untuk pemerintah, referensi regulasi, luasan area konsesi, dan ketentuan PNBP. Perubahan terhadap ketentuan perpajakan dan PNBP akan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2023.

Operasi AI pada tahun 2022

AI mempekerjakan dua kontraktor jasa pertambangan, termasuk perusahaan anak AEI, PT Saptaindra Sejati (SIS). Masing-masing kontraktor menyediakan peralatan, perlengkapan, dan tenaga kerja untuk beroperasi dan mencapai target produksi di area penugasan.

Fenomena La Niña lemah tahun 2022 meningkatkan curah hujan di ketiga tambang AI. Akibatnya, pengupasan lapisan penutup lebih rendah, yaitu 191,83 juta bcm dan nisbah kupas tercatat 3,91x, lebih rendah daripada nisbah kupas 4,5x pada tahun 2021 maupun target 2022 yang ditetapkan 4,41x. Namun, AI dapat merespon kenaikan permintaan batu bara tahun 2022 dan mencapai produksi sedikit melampaui target dengan menambang area dengan nisbah kupas lebih rendah. Pada tahun 2022, AI mencatat total volume produksi dan pengangkutan batu bara 49,1 juta ton dan 56,1 ton, dari ketiga tambangnya yakni Tutupan, Wara dan Paringin, masing-masing menyumbangkan 39,8 juta ton, 4,3 juta ton, dan 4,9 juta ton batu bara. Total volume produksi batu bara AI tahun 2022 sebesar 49,1 juta ton setara peningkatan 13,7% dari tahun 2021 yang tercatat 43,2 juta ton, dan 2% melebihi target tahun 2022.

Kelancaran angkutan adalah prasyarat pasokan yang andal bagi pelanggan. Operasi angkutan batu bara AI dilakukan kontraktor pertambangannya dengan armada yang meliputi lebih dari 300 truk double-trailer berkapasitas 130 ton per truk, menyusuri hauling road sepanjang 80 km yang menghubungkan tambang AI dan pelabuhan Kelanis di Sungai Barito, terminal khusus dimana batu bara diproses dan dimuat ke tongkang. Di kondisi normal, Kelanis memiliki kapasitas 60 juta ton per tahun. Dari Kelanis, batu bara AI diangkut ke lokasi transhipmen di pelabuhan lepas pantai Taboneo untuk pasar ekspor atau langsung ke lokasi pelanggan domestik. Aktivitas pengangkutan AI tahun 2022 tidak banyak terdampak cuaca karena perusahaan telah berinvestasi pada pemeliharaan fisik jalan dan sistem penelusuran dengan GPS untuk mendeteksi dan segera merespon jika terjadi kemacetan di sepanjang hauling road.

Keselamatan adalah prioritas utama dalam keunggulan operasional AI. Operasi pertambangan batu bara AI yang besar dan kompleks harus didukung dengan program keselamatan kerja yang efektif. Grup Adaro memiliki panduan keselamatan “Adaro Zero Accident Mindset” (AZAM), yang dikampanyekan dan diterapkan di seluruh bagian grup. AZAM menekankan perbaikan berkelanjutan pada prosedur standar operasi dan inspeksi operasi kendaraan bergerak dan bengkel, pengembangan kompetensi keselamatan untuk level supervisor supaya mereka meningkatkan pengawasan terhadap bawahan, dan penegakan aturan serta sanksi ketat untuk memperbaiki perilaku pekerja.

Pada tahun 2022, AI mencatat LTIFR dan SR masing-masing 0,073 dan 5,15, dari total 68.334.250 jam kerja tanpa fatalitas dalam operasi. Namun, dengan sangat disesali, terjadi 5 (lima) kecelakaan tambang yang menyebabkan cidera serius. Sebagai tindakan preventif dan korektif untuk mencegah terjadinya insiden serupa di kemudian hari, AI telah mengimplementasikan rekomendasi Inspektur Tambang serta tindakan lainnya yang dianggap perlu. Perusahaan berupaya meningkatkan aspek keselamatan dan telah menerapkan berbagai program keselamatan tambang berdasarkan panduan Praktik Penambangan yang Baik untuk membangun budaya keselamatan, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, memperkuat komitmen keselamatan pekerja, dan memperbaiki akses pembelajaran dan komunikasi untuk mencapai “zero accident” ke depannya.

BALANGAN COAL COMPANIES

Balangan Coal Companies (BCC) atau Balangan terdiri dari PT Semesta Centramas (SCM), PT Laskar Semesta Alam (LSA), dan PT Paramitha Cipta Sarana (PCS). Adaro memegang 75% kepemilikan di setiap perusahaan, yang masing-masing memiliki IUP di area seluas 7.500 ha yang mencakup deposit BCC. Ketiga IUP ini merupakan bagian yang penting bagi portofolio tambang batu bara Adaro dengan menyediakan sumber tambahan batu bara termal. Batu bara dari konsesi ini memiliki nilai kalor berkisar dari 4.200kkal/kg sampai 4.400kkal/kg (GAR) dan karakteristik yang serupa dengan produk Envirocoal AI, yang berkadar abu rendah dan sulfur sangat rendah atau kurang dari 0,1%. Balangan memiliki total cadangan 125 juta ton dan sumber daya 265 juta ton. Balangan adalah bagian penting portofolio batu bara Adaro, sehingga kualitas dan kapasitas infrastuktur, dari hauling road, stockpile, kantor, dan gudang, sampai pengolahan air tambang, harus senantiasa ditingkatkan.

Konsesi BCC memproduksi 7,11 juta ton batu bara pada tahun 2022, atau naik 36% y-o-y. Total pengupasan lapisan penutup pada tahun 2022 mencapai 26.69 juta bcm, atau naik 57% dari 16,97 juta bcm pada tahun 2021, sehingga nisbah kupas tercatat 3,75x. Operasi Balangan pada tahun 2022 dipengaruhi musim hujan berkepanjangan di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan cuaca, Balangan sedang mengupgrade hauling road agar dapat digunakan di segala kondisi cuaca demi meningkatkan produktivitas operasi. Balangan juga telah mengembangkan berbagai skenario perencanaan tambang demi menjamin pencapaian target produksi jangka panjang.

PT MUSTIKA INDAH PERMAI (MIP)

MIP adalah perusahaan anak segmen pertambangan batu bara yang didirikan pada tahun 2011 dimana Adaro memegang kepemilikan 75%. IUP-nya meliputi konsesi seluas 2.000 hektar di Lahat, Sumatera Selatan, yang mengandung batu bara subbituminus berkalori menengah dan berkadar polutan sangat rendah dengan kadar sulfur dan abu relative rendah, cocok untuk PLTU. MIP memulai produksi komersial pada tahun 2019 dan telah membangun posisi di pasar domestik maupun ekspor.

Pada tahun 2022, MIP memproduksi 3,28 juta ton batu bara, atau naik 65% dari 1,99 juta ton pada 2021, dan menjual 2,67 juta ton batu bara, atau naik 47% dari 1,81 juta ton pada 2021. Pengupasan lapisan penutup MIP pada 2022 mencapai 8,84 juta bcm, naik 267% dari 2,41 juta bcm pada 2021, sehingga nisbah kupas tercatat 3,15x, atau jauh lebih tinggi daripada 1,20x di tahun sebelumnya.

MIP memiliki total sumber daya 305 juta ton dan cadangan 210 juta ton batu bara 4.269 kkal/kg (GAR). MIP memasok pasar domestik serta terus mendapatkan pangsa pasar di wilayah ini, dengan China sebagai tujuan ekspor terbesarnya di tahun ini, diikuti oleh Filipina.

PT BUKIT ENIM ENERGI (BEE)

BEE adalah aset pertambangan kedua AEI di Sumatera Selatan. AEI memegang 61,04% kepemilikan atas BEE yang mempunyai IUP seluas sekitar 11.130 hektar yang mengandung formasi batu bara Muara Enim, sekitar 150 km arah barat daya dari ibukota provinsi, Palembang, dan 50 km arah timur dari konsesi MIP.

PT BHAKTI ENERGI PERSADA (BEP)

AEI memegang 10,22% kepemilikan atas PT Bhakti Energi Persada (BEP). BEP memiliki tujuh anak perusahaan, masing-masing memiliki IUP yang mencakup area tambang greenfield seluas sekitar 34.000 hektar di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Sumber daya berdasarkan JORC diperkirakan 3,3 miliar ton, menjadikannya salah satu deposit batu bara termal bernilai kalor rendah dengan polutan rendah terbesar yang belum dikembangkan di provinsi ini. Sumber daya BEP terletak di posisi dangkal sehingga dapat ditambang dengan penambangan terbuka dengan rasio pengupasan yang sangat rendah.

Pada tahun 2022, BEP melanjutkan evaluasi terhadap opsi-opsi pengembangan.

KESTREL COAL MINE (KESTREL)

Kestrel adalah tambang batu bara metalurgi bawah tanah yang diakuisisi pada tahun 2018. AEI – melalui perusahaan anaknya Adaro Capital Ltd (48%) – dan EMR Capital Ltd (52%) memiliki 80% saham Kestrel. Berlokasi di Queensland, Australia, akuisisi atas Kestrel menandai bisnis pertama Grup Adaro di luar Indonesia.

Akuisisi Kestrel merupakan tonggak penting dalam ekspansi strategis portofolio batu bara metalurgi AEI dan akan memperkuat posisinya di pasar batu bara metalurgi serta mempertahankan pertumbuhan AEI dalam jangka panjang. Produk Kestrel merupakan batu bara kokas keras premium yang memiliki kadar abu dan fosfor rendah dengan fluiditas tinggi, sehingga menjadikannya komponen penting pada campuran coke oven feed.

Pada tahun 2022, volume produksi batu bara Kestrel yang dapat dijual mencapai 5,67 juta ton, atau sama dengan tahun 2021. Kestrel menjualn 5,76 juta ton batu bara pada tahun 2022, atau naik 4% dari tahun 2021. Pencapaian ini lebih rendah daripada panduan produksi Kestrel akibat kondisi tanah yang lunak pada panel dinding pit (long wall) dan bahan berkandungan clay tinggi, yang berdampak pada throughput CHPP.

Kestrel terutama menjual batu bara kokas keras berdasarkan kontrak kepada pelanggan besar di pasar Asia. India adalah tujuan penjualan tertingginya pada tahun 2022, diikuti Jepang dan Korea Selatan. Kestrel adalah aset kelas dunia dengan cadangan batu bara yang dapat dipasarkan sebesar 184 juta ton dan sumber daya sebesar 421 juta ton per 31 Desember 2022. Pada tahun 2023, Kestrel memperkirakan produksi batu bara yang dapat dijual akan tumbuh menjadi 6 juta ton.

Akses ke aset batu bara metalurgi berkualitas tinggi di Australia dan Indonesia melalui Kestrel dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (AMI) membuka peluang pengembangan bisnis di pasar batu bara metalurgi dan meningkatkan penciptaan nilai bagi Grup Adaro

Terakhir update pada Kamis, 15 Februari 2024 / 16:44 WIB | 612507