Beberapa tahun ini, AEI aktif mencari proyek energi terbarukan demi bauran energi seimbang dalam portofolionya dan mengurangi jejak karbon, dengan mempelajari sumber energi terbarukan seperti surya, air, biomassa, angin, dan sampah. Niat Indonesia mengembangkan energi terbarukan dan mencapai nihil emisi sampai 2060 semakin memotivasi Adaro untuk melihat peluang di ekonomi hijau Indonesia dan mendiversifikasi ke arah bisnis yang lebih hijau. Adaro mendukung pemikiran bahwa inisiatif pengurangan karbon dengan bertransisi ke energi baru dan terbarukan serta mempercepat ekonomi hijau berbasis teknologi akan membawa perubahan positif bagi negara. Pada tahun 2022, AEI mengumumkan klasifikasi pilar pertumbuhan yang baru, dengan Adaro Green sebagai satu pilar membangun Adaro yang lebih besar dan lebih hijau.
Proyek energi terbarukan sebagai inisiatif pengurangan karbon
Di bawah pilar Adaro Green, AEI sedang mempersiapkan beberapa proyek terbarukan, misalnya solar PV dan battery energy storage system (BESS) di Kelanis, Kalimantan Tengah, PLTB dan BESS di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, PLTA mini di Lampunut, Kalimantan Tengah, dan PLTA untuk memasok energi bersih bagi aktivitas pengolahan mineral dan industri di kawasan industri hijau di Kalimantan Utara dan untuk mendukung diversifikasi bauran energi Indonesia. Saat ini, inisiatif hijau AEI paling tercermin pada proyek-proyek perusahaan anaknya PT Adaro Clean Energy Indonesia (ACEI), yang telah, sedang dan akan membangun beberapa pembangkit energi terbarukan